Mengagumi seseorang secara diam-diam adalah suatu hal yang   menyenangkan.

Mengapa harus diam-diam?

Bisa jadi, karena kekaguman itu tidak butuh apa-apa. Hanya bersyukur bahwa ia ada, menginspirasi, menjadi sumber kebahagiaan dengan hal-hal yang mungkin tidak logis. Bisa jadi, karena tidak kenal sama sekali dengan orang yang dikagumi, hanya tahu sekilas saja, atau malah terlalu dekat dan mengerti banyak hal, sehingga kondisi-kondisi tersebut akan lebih meningkatkan rasa canggung pada interaksinya. Bisa jadi, karena seseorang itu sudah terlalu banyak dikagumi oleh orang lain, kenyang dengan pujian, terbiasa menjadi selebriti, atau sudah mahir berpura-pura bahwa ia biasa saja meski terselip pemahaman tentang kelebihan-kelebihan yang dimilikinya. Bisa jadi, karena tidak ada celah atau bahkan sia-sia jika perasaan tersebut diungkapkan. Bisa jadi, apa lagi ya?

Seringkali, saya tersenyum melihat interaksi kecil yang pernah saya lakukan atau ketika tidak sengaja melihat orang-orang yang saya kagumi ada di timeline salah satu atau beberapa media sosial. Sesungguhnya, semakin saya mengagumi seseorang, semakin saya tidak ingin tahu tentang keaslian orang tersebut. Untuk apa? Bukankah kekaguman ada karena positivitas yang ia miliki?

Jadi, jelas berbeda dengan orang-orang terdekat atau orang-orang yang seringkali dirindukan, bukan?

8 pemikiran pada “Mengagumi Seseorang

    1. Saya laki-laki, dan normal, hanya tahu dua tipe cinta, hasrat dan sepenuh hati. Suka, hanya dalam seperkiandetik, kagum, seperti Mbak Audhina mengidolakan “Ariel Noah” dan Cinta, kadang diri kita sendiri pun tak bisa menemulan alasan yg tdk klise, knp bsa mencintai seseorang hingga hilang akal sehat #Aduh, ngomong apa gue?

      Disukai oleh 1 orang

  1. Tapi cinta diam diam adalah cara terbaik bunuh diri. Hahaha semakin lama malah semakin ingin memiliki. Itu sih yang aku rasain tentang cinta diam diam.( ̄. ̄)dan itu sakit.haha. nggak sesederhana itu serius.

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan Balasan ke audhina Batalkan balasan